Teori
Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kea rah dua hal
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yangØ menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpinØ yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan
.
3. Teori kontingensi
3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:
¯ Substansinya adalah manusia bukan tugas
.
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
¯ Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
¯ Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku
.
Beberapa tokohnya, antara lain:
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.
.
PENGERTIAN KEPEMIMPINANDari
akar kata “pimpin” kita mengenal kata “pemimpin” dan “kepemimpinan”.Dalam
Ensiklopedi Umum, halaman 549 kata “kepemimpinan” ditafsirkansebagai hubungan
yang erat antara seorang dan sekelompok manusiakarena adanya kepentingan
bersama; hubungan Itu ditandai oleh tingkahlaku yang tertuju dan terbimbing
dari manusla yang seorang itu. Manusiaatau orang ini biasanya disebut yang
memimpin atau pemimpin, sedangkankelompok manusia yang mengikutinya disebut
yang dipimpin
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam
Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan
orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok.
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas
tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana
untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
·
Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
·
Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang
menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya
·
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam
usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain
·
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya
·
Dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
1. Birokratis
Jenis kepemimpinan seperti ini adalah gaya yang patuh terhadap peraturan. Para pemimpin dengan gaya kepemimpinan birokratis menganggap bahwa segala kesulitan akan dapat diatasi jika setiap orang mematuhi peraturan. Suatu sistem adalah hal yang mutlak ada pada gaya kepemimpinan seperti ini. Jika dikaitkan dengan dunia bisnis, gaya kepemimpinan yang umumnya menggunakan cara kepemimpinan birokratis adalah para birokrat yang berada pada perusahaan negara.
2. Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap orang yang berada dalam kelok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan berfungsi. Pemimpin yang permisif menginginkn agar setiao orang merasa senang dalam organisasi. Gaya kepemimpinan seperti ini akan mengurangi turnover karyawan.
3. Laissez Faire Gaya kepemiminan seperti ini membiarkan segalanya berjalan dengan
sendirinya. Pemimpin hanya terlibat pada kuantitas kecil di mana para bawahan
secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Jarang
sekali perusahaan yang menggunakan gaya kepemimpinan seperti ini. Jikalau ada
umumnya gaya ini dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau bertugas
sementara. Gaya kepemimpinan ini cocok diberlakukan pada perusahaan konsultan
atau auditor.
4. Partisipatif Gaya ini dipakai untuk memotifasi bawahan melalui pelibatan dalam
pengambilan keputusan. Pemimpin mengharapkan agar karyawan mampu bekerja sama
dalam pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan seperti cocok dilakukan pada
perusahaan dimana keputusan harus dilaksanakan bersama.
5. Otokratis
Gaya ini ditandai dengan kebergantingan pada yang berwenang dan menganggap bahwa bawahan hanya akan melakukan sesuatu jika diperintah. Gaya kepemimpinan seperti ini akan tampak seperti dictator. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini dilaksanakan pada negara-negara yang menganut asas komunis.
6. Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Jika ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim. Pemimpin memberikan banyak
informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya
Kepemimpinan dikatakan efektif jika mampu menumbuhkan dan memelihara serta mengembangkan usaha dan iklim kondusif di dalam kehidupan organisasional.
Beberapa ahli berpandapat tentang
Pemimpin, beberapa diantaranya :
· Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
· Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
· Menurut Prof.
Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang
baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
· Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis
and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
· Sedangakn
menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari
kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung
Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya
pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya
Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan
berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v Tut Wuri
Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani
berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya
sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu
banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin
adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik
untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak
lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain
their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan,
respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual
22-100.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum
yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin
yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari
pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi
sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang
berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak
mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya
memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri
dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
Ø Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku
seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi
yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu
Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian
yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Ø Teori
Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting
dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan
dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok
sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
Ø Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang
baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
Ø Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat
tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya
seseorang perlu memiliki tiga kemampuan
khusus yakni :
Q Kemampuan
analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman
dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Q Kemampuan untuk
fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap
situasi.
Q Kemampuan
berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada
bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Efektivitas Pemimpin
Menurut H. Jodeph Reitz (1981) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin meliputi: 1) kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, 2) harapan an perilaku atasan, 3) karakteristik harapan dan perilaku bawahan, dan 6) harapan dan perilaku rekan. Faktor-faktor itu mempengaruhi pimpinan dan bawahan secara timbal balik.
Menurut H. Jodeph Reitz (1981) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin meliputi: 1) kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, 2) harapan an perilaku atasan, 3) karakteristik harapan dan perilaku bawahan, dan 6) harapan dan perilaku rekan. Faktor-faktor itu mempengaruhi pimpinan dan bawahan secara timbal balik.
karakteristik pemimpin berdasarkan beberapa
pendapat di atas, maka seorang pemimpin harus memiliki:
- Kekuatan jasmani yang cukup
- Kekuatan rohani yang cukup
- Semangat untuk mencapai tujuan
- Penuh antusias
- Ramah dan penuh perasaan
- Jujur dan adil
- Memiliki kecakapan teknis
- Dapat mengambil keputusan
- Cerdas
- Punya kecakapan mengajar
- Penuh keyakinan
- Punya keberanian
- Ulet dan tahan uji
- Suka melindungi
- Penuh inisiatif
- Memiliki daya tarik
- Simpatik
- Percaya diri
- Intelegansi tinggi
- Waspada
- Bergairah dalam bekerja
- Bertanggung jawab
- Rendah hati
- Objektif
BAGAIMANA KEPEMIMPINAN AKAN BERHASIL?- Kekuatan jasmani yang cukup
- Kekuatan rohani yang cukup
- Semangat untuk mencapai tujuan
- Penuh antusias
- Ramah dan penuh perasaan
- Jujur dan adil
- Memiliki kecakapan teknis
- Dapat mengambil keputusan
- Cerdas
- Punya kecakapan mengajar
- Penuh keyakinan
- Punya keberanian
- Ulet dan tahan uji
- Suka melindungi
- Penuh inisiatif
- Memiliki daya tarik
- Simpatik
- Percaya diri
- Intelegansi tinggi
- Waspada
- Bergairah dalam bekerja
- Bertanggung jawab
- Rendah hati
- Objektif
ADA 7 KRITERIA :
1. KARAKTER KUAT SEORANG PEMIMPIN
2. MEMILIKI VISI MISI YANG JELAS
3. MENGGIRING TANPA PAKSAAN
4. EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM BERKOMUNIKASI
5. PEMIMPIN YANG ANTISIPATIF TERHADAP MASALAH
6. SUKSES MEMBERDAYAKAN TIM
7. MENGGAPAI KESUKSESAN BERIKUTNYA
8. KARAKTER KUAT SEORANG PEMIMPIN
1. Karismatik
Seorang pemimpin yang karismatik, akan disegani lawan maupun kawan. Karismatik bukanlah sikap yang dibuat-buat, tetapi cenderung pada pancaran alami yang muncul dalam diri. Karisma yang muncul dari setiap orang berbeda-beda, maka tugas kita adalah memunculkan karisma kita agar berguna dalam memimpin orang-orang yang dipimpin.
2. Memiliki Integritas.
Pemimpin yang memiliki integritas akan lebih disegani teman ataupun lawan.
Integritas tinggi seorang pemimpin akan membawa perubahan baik, karena dengan integritas tersebut campur tangan pihak lain bisa diminimalisasi.
Integritas berguna untuk menjaga agar pemimpin tetap pada jalurnya, sehingga apa yang ditargetkan dengan mudah terpenuhi.
3. Gunakan Kekuasaan Sesuai Porsinya
Kekuasaan adalah hal penting dalam kepamimpinan. Dengan kekuasaan maka anda akan tahu batas-batas dalam memimpin. Kekuasaan bukanlah inti dari kepemimpinan sebab jika kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang tentu akan membuat orang lain / yang dipimpin akan lengah dan cenderung akan melawan / memberontak. Gunakanlah kekuasaan sesuai porsinya dan jangan menjadikan kekuasaan sebagai satu-satunya cara untuk memimpin
4. Komitmen Tinggi
Komitmen bisa diibaratkan seperti ikatan. Jika memiliki komitmen berarti anda memiliki keterikatan. Orang yang sudah merasa terikat komitmen tertentu akan sulit untuk pindah pada komitmen lain.
Jika seorang pemimpin memiliki komitmen tinggi, maka akan sangat efektif karena bisa menjadi contoh bagi anak buah / bawahan.
5. Memiliki Ketenangan
Disaat keadaan tegang dan genting, yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan.
Ketenangan dalam menghadapi masalah merupakan ciri seorang pemimpin yang berpikiran matang dan dewasa.
6. Bersikap Adil
Sikap adil adalah mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Keadilan harus dimulai dari diri sendiri, karena jika sudah mampu bersikap adil terhadap diri sendiri maka akan lebih mudah adil terhadap orang lain. Adil disini bukan berarti dipukul rata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
7. Beretika
Etika adalah hal penting dalam hubungan dengan orang lain. Pemimpin yang beretika akan mampu menyesuaikan diri dimanapun dan kapan pun ia berada.
Etika seorang pemimpin akan mencerminkan bagaimana kemampuan seorang pemimpin dan bagaimana dalam memimpin. Jika memiliki etika baik tentu kawan dan lawan akan segan.
8. Penuh Tanggung Jawab
Seorang pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dirinya maupun yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik tidak boleh melempar tanggung jawab apabila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya atau yang dipimpinya
9. Kepercayaan Diri Tinggi
Percaya diri adalah hal penting dalam setiap melakukan tindakan. Tanpa adanya rasa percaya diri, maka semua tindakan akan menjadi ragu-ragu. Keraguan tersebut mengakibatkan setiap tindakan seakan berjalan setengah-setengah karena adanya kekhawatiran. Pemimpin yang memiliki kepercayaan diri tinggi bisa diibaratkan sudah melangkah setengah jalan sebelum tujuan tercapai. Kepercayaan diri juga dapat menimbulkan rasa optimis dan berani. Jadi saatnya melangkah dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa anda bisa
10. Tidak Takut Perubahan
Perubahan bagi seorang pemimpin bukanlah untuk ditakuti, tetapi untuk dikelola dengan baik.
Perubahan adalah dinamika yang tidak bisa dihindarkan dalam sendi kehidupan. Jika ingin mencapai tujuan, tentu harus mau tidak mau lebih adaptif terhadap setiap perubahan.
Manusia adalah makhluk dinamis yang mampu menerima hal baru asalkan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Adanya perubahan merupakan sebuah tantangan yang mengasyikkan jika mampu menikmatinya.
11. Berani Berkorban
Sifat sesungguhnya dari sebuah kepemimpinan adalah pengorbanan. Semakin tinggi kepemimpinan maka akan semakin tinggi pula pengorbanannya.
Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga anak buah / karyawannya. Dengan bersikap seperti itu maka loyalitas akan terbangun dengan sendirinya.
12. Menjunjung Tinggi Kejujuran
Kejujuran adalah hal mutlak dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa kejujuran, maka akan banyak hambatan yang berujung pada kegagalan pencapaian.
13. Disiplin
Disiplin merupakan salah satu kunci utama keberhasilan. Jangan sekali-kali bertindak indisipliner sebab akan menghambat kinerja. Disiplin harus dimulai dari anda sebagai seorang pemimpin hingga pada pelaksana di lapangan. Jika salah satu bagian tidak disiplin, maka akan menghambat bagian yang lain.
14. Memandang dari Sudut Lain.
Kemampuan memandang dari sudut yang lain merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap pemimpin. Adakalanya perbedaan timbul diantara pemimpin ataupun antar bawahan. Jika mampu memahami sudut pandang yang berbeda dengan baik maka tujuan akan mudah tercapai.
15. Berwibawa
Berwibawa adalah salah satu syarat pemimpin. Seorang pemimpin yang berwibawa akan membuat orang segan padanya. Dengan wibawa pula seorang pemimpin akan dengan mudah mempengaruhi anak buah. Wibawa harus diletakkan pada tempatnya, jangan sampai terbawa pada tempat lain yang berlebihan karena akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Karena wibawa yang digunakan secara berlebihan cenderung mengarah pada sikap angkuh.
16. Keinginan untuk Memimpin
Keinginan memimpin adalah hal yang harus dimiliki seorang pemimpin. Jika tidak memiliki keinginan memimpin, maka yang ada hanyalah perasaan terpaksa dan akan menemui kegagalan.
Pemimpin yang baik akan menganggap sebuah kepercayaan sebagai tanggung jawab, bukannya keterpaksaan. Dengan rasa tanggung jawab tersebut, maka semangat memimpin akan berlipat. Sebaliknya jika diliputi rasa keterpaksaan maka memimpin adalah suatu beban berat yang semakin bertumpuk.
17. Pro Aktif
Sikap pro aktif bisa diartikan sebagai sikap menahan diri terhadap situasi, namun dengan toleransi tertentu.
18. Objektif dalam Menilai
Kemampuan menilai segala hal secara objektif sangatlah diperlukan agar mampu melihat sesuatu secara jujur dan menyeluruh. Jika memiliki menilai secara objektif, tentu tidak ada yang namanya kolusi dan nepotisme. Pemimpin yang demikian akan mampu membentuk tim yang solid sehingga akan memudahkan dalam mencapai tujuan.
Jika mampu menilai secara objektif maka tidak ada lagi pihak yang merasa iri atau dianaktirikan
bisa minta daftar pustakanya?buat tambahan refrensi skripsi.
BalasHapuskalo ya langsung ke email aja. hatee.echy@gmail.com
makasih sebelumnya
maaf sobat sebelumnya untuk daftar pustakanya gak ada.
Hapusdaftar pustakanya bisa dicantumin mungkin, butuh banget euy. mohon bantuannya :)
BalasHapus